TOEFL atau Test of English as a Foreign Language merupakan salah satu tes kemampuan berbahasa Inggris untuk para pengguna bahasa tersebut di seluruh dunia. Biasanya, tes ini menjadi salah satu persyaratan yang harus kamu penuhi untuk berbagai keperluan. Ada yang menjadikan TOEFL syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, masuk ke sebuah perusahaan, dan masih banyak lagi. Nah, tes yang satu ini terbagi ke dalam beberapa jenis berbeda, dan masing-masing memiliki aspek penilaian yang tak sama. Agar kamu tak salah mengambil tes TOEFL, simak penjelasan mengenai perbedaan dari jenis-jenis tesnya sebagai berikut.
Ini adalah salah satu jenis tes TOEFL yang paling terkenal dan banyak diselenggarakan pada berbagai institusi pendidikan, lembaga kursus, hingga lembaga khusus bahasa di Indonesia. Mengerjakan tes kemampuan berbahasa Inggris yang satu ini tidak berbeda jauh dengan mengerjakan tes biasa. Pasalnya, kamu akan diberikan lembar jawaban yang nantinya harus kamu isi menggunakan pensil. Lembar jawaban tersebut akan kamu kembalikan kepada pengawas tes dan akan diperiksa dengan alat khusus. Umumnya, lama waktu pengerjaan tes ini berkisar kurang lebih tiga jam.
Aspek-aspek yang akan dinilai dalam tes TOEFL PBT termasuk listening, structure and written expression, reading comprehension, dan writing. Masing-masing dari aspek tersebut akan diberi nilai sesuai dengan jawaban yang kamu berikan. Baru setelah itu, kamu akan mendapatkan nilai akhir yang disebut dengan “skor”.
Jenis tes TOEFL yang satu ini merupakan salah satu jenis terbaru yang diselenggarakan oleh Educational Testing System (ETS), lembaga yang memegang lisensi TOEFL yang berkedudukan di Amerika Serikat. Sejak tahun 2005, format tes TOEFL iBT juga mulai menggantikan format PBT dan CBT yang sudah lebih dulu ada. Tes ini dianggap memiliki aspek penilaian yang tak jauh berbeda dengan IELTS, karena terdiri dari penilaian listening, reading, writing, dan speaking. Akan tetapi, sesuai dengan namanya, TOEFL iBT dilakukan melalui internet, sehingga orang yang menjalani tes ini akan melakukannya melalui komputer yang terhubung dengan internet.
Tak sama dengan TOEFL PBT yang dilakukan kurang lebih tiga jam, tes TOEFL yang satu ini dilakukan lebih dari tiga jam. Bahkan, tes ini mungkin berlangsung hampir empat jam. Oleh sebab itu, jika kamu hendak mengambil tes yang satu ini, pastikan kamu banyak beristirahat dan memiliki kesehatan tubuh yang prima agar bisa mengerjakan tes dengan baik.
Jika dibandingkan dengan internet-based test (iBT), tes yang satu ini mulai kurang populer. Pasalnya, jenis tes TOEFL yang satu ini formatnya sudah mulai tergantikan oleh jenis tes yang muncul setelahnya tersebut. Pada dasarnya, tes ini adalah transisi dari PBT menjadi iBT. Mengapa?
Pasalnya, tes ini memiliki struktur penilaian yang sama dengan PBT, yaitu meliputi listening, structure and written expression, reading comprehension, dan writing. Akan tetapi, sesuai dengan namanya, peserta akan mengerjakan tesnya di komputer.
Durasi pengerjaan tes yang satu ini juga lebih lama dari PBT, yaitu mencapai 4 jam termasuk pembacaan petunjuknya. Saat ini, di Indonesia, jenis tes TOEFL yang satu ini sudah jarang ditemukan.
Nah, jenis tes TOEFL yang satu ini merupakan yang cukup banyak digunakan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Biasanya, tes yang satu ini digunakan sebagai syarat lulus kuliah, atau lulus tahap beasiswa dalam negeri, maupun syarat melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan tertentu.
Sayangnya, tes yang satu ini tidak diakui oleh internasional. Alhasil, jika kamu ingin melanjutkan studi atau bekerja di luar negeri, kamu tak bisa menggunakan hasil dari tes yang satu ini. Aspek-aspek yang dinilai dalam tes TOEFL ITP tergolong lebih mudah dibanding yang lain, yaitu listening comprehension, reading, dan structure and written expression. Ini artinya, tes ini hanya menilai kemampuan pasif kamu dalam menggunakan bahasa Inggris.
Dari beberapa jenis tes TOEFL yang sudah disebutkan, yang manakah yang sesuai dengan kebutuhan? Jangan salah pilih, ya!