Bahasa adalah salah satu hal yang sangat dipengaruhi oleh budaya. Ketika budaya masuk ke Indonesia, berbagai bahasa gaul pun muncul sebagai bahasa yang umumnya digunakan oleh anak muda. Karena pengaruh budaya ini juga, bahasa gaul terus berkembang dari masa ke masa. Saat ini, bahasa gaul yang banyak digunakan kaum milenial disebut dengan ‘bahasa anak Jaksel’.
Pada dasarnya, ‘bahasa anak Jaksel’ adalah percakapan di mana bahasa Indonesia dicampur dengan bahasa Inggris. Fenomena ini serupa dengan ‘Singlish’ yang mencampurkan Bahasa Inggris dengan bahasa warga lokal yang multi-budaya, seperti Melayu, Hokkian, dll. Walaupun disebut sebagai bahasa anak Jaksel alias Jakarta Selatan, tapi kenyataannya gaya bahasa campur-campur ini tidak cuma digunakan oleh anak Jaksel saja kok. Sebaliknya, tidak semua anak Jaksel menggunakan gaya bahasa seperti ini.
Kalau bahasa ini tidak eksklusif digunakan oleh anak Jaksel, mengapa cara berbahasa ini disebut sebagai bahasa anak Jaksel, alih-alih anak Jakbar (Jakarta Barat), Jaktim (Jakarta Timur), atau daerah lainnya? Menurut akun Instagram LPDP RI, hal ini disebabkan karena daerah Jakarta Selatan sering dianggap sebagai daerah yang trendi dan memulai trend di Jakarta, baik dari cara berpakaian, makanan, sampai tentu saja, bahasa. Wilayah Jaksel yang menurut data demografis didominasi oleh usia produktif alias anak muda yang notabene biasanya lebih melek teknologi dan lebih cepat beradaptasi pada budaya baru juga bisa jadi penyebab cepatnya trend masuk, diterima, dan berkembang di wilayah ini
Tapi sebenarnya seperti apa sih gaya bahasa anak Jaksel ini? Contohnya bisa kamu simak sambal mempelajari beberapa kata yang sering digunakan dalam percakapan dengan bahasa anak Jaksel berikut ini:
‘Basically’ berarti ‘pada dasarnya’ dan umum digunakan untuk menjelaskan sesuatu.
Contoh:
“Cara ikutannya gampang kok! Basically kamu cuma perlu daftar dulu aja lewat SMS.”
‘Which is’ berarti ‘di mana’ atau ‘yang mana’. Dalam bahasa Jaksel, tidak jarang ‘which is’ disingkat secara ejaan tertulis maupun pengucapan menjadi ‘wicis’.
Contoh:
“Hebat banget dia bisa jadi juara. Padahal kompetisinya se-Indonesia, wicis pesertanya banyak banget dan semuanya jago.”
‘Literally’ berarti ‘secara harfiah’ atau ‘arti yang sebenarnya’ dan bukan konotasi.
Contoh:
“Udah nonton Pemuja Setan belum? Abis nonton film itu gue literally nggak bisa tidur!”
‘Whatever’ berarti ‘terserah’. Kata ini bisa digunakan dalam kalimat ataupun berdiri sendiri.
Contoh:
Dalam kalimat: “Gue sih whatever ya. Gue gak peduli dia mau ngapain.”
Berdiri sendiri:
A: “Jangan banyak gaya deh. Gue nggak suka.”
B: “Whatever..”
‘Honestly’ berarti sejujurnya. Dalam bahasa anak Jaksel, beberapa orang malah menggantikan kata ‘honestly’ dengan ‘jujurly’, yaitu menggabungkan kata ‘jujur’ yang sama artinya dengan ‘honest’, dengan akhiran ‘-ly’ yang sering digunakan dalam adverb pada Bahasa Inggris.
Contoh:
“Honestly, gue males banget berangkat ke sekolah hari ini.”
‘Better’ berarti ‘lebih baik’ atau ‘mendingan’ dalam bahasa non-formal.
Contoh:
“Daripada ngambek terus, better lo mulai siap-siap berangkat deh.”
Selain kata-kata di atas, tentunya masih banyak kosakata dalam bahasa anak Jaksel lainnya yang sering digunakan. Pada dasarnya, kalau kamu cukup fasih berbahasa Inggris, kamu bisa berbahasa anak Jaksel dengan fasih juga. Tapi walaupun kamu bisa berbincang dalam bahasa anak Jaksel, belum tentu kamu fasih berbahasa Inggris. Jadi, better kamu belajar Bahasa Inggris dulu yang bener, biar kamu bisa ngobrol dengan bahasa anak Jaksel perfectly. Belajar Bahasa Inggris, yuk!