Menu

Daftar Sekarang

Beranda

Selamat datang di EF

Daftar program

Lihat semua program

Kantor dan sekolah

Kantor terdekat

Tentang EF

Cerita kami

Karir

Bergabung dengan tim kami
Apa Itu Flexing?
Gaya Hidup

Apa Itu Flexing?

2024.10.07

Flexing merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang sering digunakan di media sosial dan kehidupan sehari-hari. Secara sederhana, flexing dapat diartikan sebagai tindakan pamer atau menunjukkan sesuatu yang dimiliki seseorang dengan tujuan menarik perhatian atau mendapatkan pengakuan dari orang lain. Flexing biasanya melibatkan hal-hal yang bersifat material seperti kekayaan, prestasi, atau barang-barang mewah.

Dalam belajar bahasa Inggris sehari-hari, kata “flexing” berasal dari kata kerja "flex," yang berarti membengkokkan atau menunjukkan otot. Dalam konteks slang, flexing berarti menunjukkan sesuatu dengan cara yang mencolok. Kata ini dapat dihubungkan dengan kata kerja atau verb yang sering digunakan dalam kalimat-kalimat yang menggambarkan tindakan pamer tersebut, misalnya "He is flexing his new car" yang artinya "Dia sedang memamerkan mobil barunya."

Cara Orang Menunjukkan Flexing di Platform Sosial

Flexing seringkali terlihat di platform sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook. Orang-orang menunjukkan pencapaian mereka, barang-barang mewah, atau gaya hidup yang glamor melalui foto dan video. Beberapa contoh umum dari flexing di media sosial termasuk:

1. Memamerkan Barang Mewah

Banyak pengguna media sosial yang memamerkan barang-barang mewah seperti mobil sport, jam tangan mahal, atau pakaian desainer. Mereka biasanya mengambil foto atau video dengan barang-barang ini di latar depan.

2. Menunjukkan Gaya Hidup yang Mewah

Selain barang-barang mewah, flexing juga bisa berupa pameran gaya hidup yang tampaknya sempurna, seperti berlibur di destinasi eksotis, menginap di hotel bintang lima, atau menikmati makanan di restoran mahal.

3. Pencapaian Pribadi

Flexing tidak selalu tentang materi. Beberapa orang suka memamerkan pencapaian pribadi seperti lulus dari universitas ternama, mendapatkan promosi pekerjaan, atau memenangkan penghargaan. Ini juga merupakan bentuk flexing karena tujuannya adalah untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.

Situasi Flexing dalam Kehidupan Nyata

Selain di media sosial, flexing juga sering terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya, seseorang mungkin sengaja mengundang teman-temannya untuk makan malam di restoran mahal untuk menunjukkan bahwa ia mampu membayar makanan yang mahal. Flexing juga bisa terjadi dalam lingkungan kerja, di mana seseorang mungkin membicarakan gaji atau bonus besar yang mereka dapatkan, dengan tujuan untuk mengesankan rekan kerjanya.

Dalam memahami verb (kata kerja) yang digunakan dalam konteks flexing, kita dapat melihat contoh-contoh seperti “show off,” yang berarti memamerkan, atau “boast,” yang berarti membanggakan diri. Kedua kata kerja ini sering muncul dalam kalimat-kalimat yang menggambarkan flexing, misalnya, "She is showing off her new bag" (Dia sedang memamerkan tas barunya) atau "He is boasting about his latest promotion" (Dia sedang membanggakan promosi terbarunya).

Efek Positif dan Negatif Flexing

Flexing tidak selalu berdampak negatif. Dalam beberapa kasus, flexing dapat memberikan inspirasi atau motivasi kepada orang lain untuk mencapai hal-hal yang lebih besar. Misalnya, ketika seseorang memamerkan pencapaian akademisnya, hal ini bisa mendorong orang lain untuk belajar lebih giat agar bisa meraih prestasi serupa.

Namun, ada juga efek negatif dari flexing. Berikut beberapa di antaranya:

1. Membuat Orang Lain Merasa Minder

Ketika seseorang terus-menerus memamerkan kekayaan atau prestasi, hal ini bisa membuat orang lain merasa rendah diri atau tidak percaya diri. Mereka mungkin merasa bahwa hidup mereka tidak sebaik orang yang melakukan flexing, padahal apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanya sebagian kecil dari kenyataan.

2. Mendorong Konsumerisme Berlebihan

Flexing seringkali mendorong orang untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, hanya untuk mengikuti tren atau mengimbangi gaya hidup orang lain. Hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan atau bahkan utang.

3. Mengurangi Nilai Ketulusan

Ketika seseorang terlalu sering melakukan flexing, orang lain mungkin mulai meragukan ketulusan mereka. Sebuah tindakan yang pada awalnya dimaksudkan sebagai bentuk kebanggaan bisa terlihat sebagai bentuk kesombongan.

4.  Menimbulkan Tekanan Sosial

Flexing bisa menciptakan tekanan sosial, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Mereka mungkin merasa harus terus menunjukkan gaya hidup yang sempurna di media sosial agar bisa diterima oleh teman-temannya, meskipun hal tersebut tidak mencerminkan kehidupan mereka yang sebenarnya.

Jadi flexing itu adalah fenomena yang umum terjadi, terutama di era media sosial saat ini. Meskipun flexing bisa memberikan motivasi bagi sebagian orang, penting untuk diingat bahwa hal ini juga dapat berdampak negatif, seperti menimbulkan tekanan sosial dan mendorong konsumerisme berlebihan.

Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial dan jangan mudah terpengaruh oleh flexing yang dilakukan oleh orang lain. Tetaplah fokus pada tujuan dan kebahagiaan pribadi, tanpa harus merasa perlu untuk selalu membandingkan diri dengan orang lain.

Daftar Konsultasi Gratis

Apa Itu Flexing?