TikTok memang menjadi sumber dari berbagai macam hal yang menjadi tren dan viral akhir-akhir ini. Salah satu tren TikTok yang viral dan jadi perbincangan beberapa bulan terakhir adalah Lucky Girl Syndrome. Apa sih Lucky Girl Syndrome itu?
Pada dasarnya, Lucky Girl Syndrome adalah manifestasi keberuntungan melalui afirmasi positif terus menerus. Prinsip utama dari Lucky Girl Syndrome adalah menganggap diri sendiri sebagai orang paling beruntung di dunia dan melakukan afirmasi positif seperti “Semua berjalan dengan lancar untuk saya.” Kalau dilihat dari sekian banyak unggahan di TikTok, orang-orang yang melakukan Lucky Girl Syndrome merasa bahwa mereka mendapatkan kesuksesan dan keberuntungan setelah melakukan afirmasi positif seperti ini. Tapi dari sekian banyak orang yang mendukung Lucky Girl Syndrome ini, ada pula yang mengkritik dan mengatakan bahwa Lucky Girl Syndrome adalah salah satu bentuk dari Toxic Positivity. Menurut kamu, mana yang benar? Agar lebih jelas, ayo kita bahas tentang pro dan kontra Lucky Girl Syndrome di sini.
Manfaat dari Lucky Girl Syndrome
Afirmasi positif seperti yang dilakukan di Lucky Girl Syndrome memang punya manfaat meningkatkan kepercayaan diri dalam mencapai tujuan kita. Otak manusia memang cenderung berpikiran negatif, karena hal ini merupakan cara otak manusia berevolusi secara alami untuk mengenali bahaya. Jadi, afirmasi positif memiliki manfaat untuk mengusir pikiran negatif yang biasa kita lakukan.
Selain itu, cara pikir positif juga berpengaruh besar dalam kesehatan dan kesejahteraan kamu. Menurut Dr. Claire Plumbly, seorang psikolog klinis, banyak model terapi yang menjadikan afirmasi positif sebagai fondasinya. Dengan memberikan afirmasi positif bahwa kamu adalah orang yang beruntung, maka kamu akan mengubah cara kamu melihat hidup kamu dan berdampak positif pada keputusan-keputusan yang kita ambil. Afirmasi positif juga membantu kamu untuk fokus pada tujuan yang positif, sehingga perpaduan dari pikiran yang positif dan kepercayaan diri akan membantu kamu mencapai cita-cita kamu. Sebaliknya, pikiran negatif justru memiliki korelasi dengan gejala depresi.
Dampak Buruk Lucky Girl Syndrome
Lucky Girl Syndrome tidak melihat fakta bahwa hidup itu tidak adil. Semua hal baik yang terjadi dianggap sebagai hasil dari afirmasi positif yang berhasil dilakukan. Jadi ketika ada hal buruk yang terjadi, berarti afirmasi yang kamu lakukan masih belum cukup positif. Misalnya, kalau kamu memiliki penyakit parah, berarti penyakit tersebut disebabkan oleh pikiran negatif kamu. Padahal kenyataannya setiap orang memiliki situasi dan kehidupan yang berbeda-beda.
Lucky Girl Syndrome juga seolah tidak mengakui adanya emosi dan perasaan negatif. Padahal emosi dan perasaan negatif adalah hal yang lumrah dari hidup. Menekan emosi dan perasaan negatif tersebut justru akan berdampak buruk secara jangka panjang.
Jadi, apakah kamu percaya dengan Lucky Girl Syndrome? Afirmasi positif pun memiliki batasnya. Afirmasi positif akan mendorong kamu untuk berusaha memperbaiki hidup kamu, tapi afirmasi positif tidak akan secara tiba-tiba menghasilkan uang banyak untuk kamu. Kenyataannya, hal buruk juga terjadi pada orang-orang baik. Afirmasi positif memang bukan tanpa manfaat, tapi harus dibarengi dengan usaha dan kerja keras. Afirmasi positif yang hanya berdasarkan kepercayaan bahwa semua hal akan berjalan lancar tentu tidak ada gunanya bila kamu tidak bekerja keras. Tapi jangan menyerah bila afirmasi positif dan usaha kamu masih belum membuahkan hasil. Mungkin keberuntungan kamu memang belum sampai di pintu kamu.