Atasi Anak Mogok Sekolah dengan Bekal Kemampuan Organisasi

Sesibuk apapun, pastikan Anda meluangkan waktu untuk menggali informasi tentang sekolah anak. Hadir dalam pertemuan orang tua jadi salah satu cara termudah untuk membantu Anda mengetahui agenda dan program yang dijalankan sekolah. Acara pertemuan orang tua juga bisa jadi kesempatan mengenal lebih jauh tentang lingkungan sekolah, para guru dan teman-teman anak. Dengan begitu, Anda bisa mendapat gambaran kira-kira apa yang membuat anak mogok sekolah atau bolos.

Masih berhubungan dengan tips pertama, sebagai orang tua Anda harus paham kebijakan sekolah, terutama yang menyangkut masalah perundungan atau bullying. Bila perlu, Anda bisa tanyakan secara rinci mengenai peraturan absensi, mencontek, berkelahi dan perundungan. Tindakan apa yang termasuk sebagai perundungan, konsekuensi bagi perundung, dukungan bagi penyintas, dan prosedur pelaporannya.

Mengetahui kebijakan sekolah secara rinci akan membantu Anda mengkomunikasikan hal ini ke anak dan mengetahui langkah apa yang harus diambil seandainya berhadapan dengan masalah tersebut.

Salah satu faktor yang membuat anak punya motivasi sekolah yang rendah yaitu tidak mampu mengikuti penjelasan guru. Mereka merasa bodoh karena tidak mampu memahami materi dan akhirnya mendapat nilai rendah.

Di sini, memberi dukungan belajar punya peran penting. Sempatkan waktu untuk mendampingi mereka belajar. Saat mereka kewalahan dengan tugas yang banyak, tawarkan bantuan untuk membuat jadwal belajar dan menerapkan metode belajar yang efektif. Beri dorongan mereka untuk tidak malu meminta bantuan kepada guru saat diperlukan.

Percaya atau tidak, kadang alasan anak bolos sekolah adalah karena mereka masih mengantuk dan ingin tidur lebih lama. Pastikan anak-anak mendapatkan tidur 8 jam yang berkualitas agar bisa bangun pagi dan semangat sekolah. Selain tidur cukup, sarapan yang sehat bisa membantu meningkatkan mood anak, membuat mereka kenyang sehingga tubuh dan otaknya siap menerima pelajaran.

Mengajarkan kemampuan organisasi dan keterampilan mengorganisir akan sangat membantu kehidupan sekolah anak. Sofskill ini memang tidak diajarkan secara eksplisit di sekolah, maka dari itu anak butuh bantuan orang tuanya. Ajarkan anak cara bernegosiasi, menyampaikan pendapat dan berpikir kritis. Ajarkan pula keterampilan mengorganisir seperti membuat to-do list tugas yang diberikan, mengelompokkan materi dan tugas, serta cara membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dikerjakan. Tanamkan juga pola pikir bahwa mereka harus melihat pekerjaan sampai akhir, menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

Ciptakan lingkungan yang terbuka dimana anak bisa bebas mengutarakan isi pikirannya. Sesekali, tanyakan tentang kehidupan sekolahnya, guru-gurunya, teman-temannya dan kegiatannya selama di sekolah. Dengan begitu, Anda bisa tahu apa yang memotivasi anak untuk pergi sekolah setiap harinya.