Menu
hardiknas
News and Lifestyle

Ayo Belajar Sejarah Pendidikan di Hari Pendidikan Nasional

tom thunder
Author
Tom Thunder
2023.04.28

Tanggal 2 Mei selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Selain sebagai momen untuk mengenang perjuangan Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, yuk gunakan momen Hardiknas untuk mengenal sejarah pendidikan di Indonesia.

Dapatkan Promo Harga Kursus Terbaik!*

Isi formulir di bawah ini untuk mendapatkan harga Kursus Terbaik bersama EF. Yuk, ikutan sekarang!

Incorrect phone number
Daftar Sekarang

Dengan menekan tombol Daftar Sekarang, Anda menyetujui Kebijakan Privasi EF serta bersedia menerima penawaran dari EF.

*Syarat dan Ketentuan Berlaku

Pendidikan di Era Kolonial

Indonesia punya sejarah yang panjang, termasuk pendidikan. Tahukah kamu kalau pendidikan dasar pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada masa penjajahan? Pada tahun 1817, Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda yang diperuntukkan bagi anak-anak Eropa. ELS yang awalnya hanya untuk anak-anak Eropa mulai dibuka untuk anak-anak pejabat pribumi pada tahun 1864. Kemudian di tahun 1891, ELS mulai dibuka untuk kaum bangsawan pribumi.

Baru pada tahun 1901 pendidikan formal mulai berkembang pesat karena adanya Politik Etis atau Politik Balas Budi oleh pemerintah kolonial. Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda sejak diterapkannya Politik Etis terdiri atas:

  • Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS), dan Hollandsche Chineesche School (HCS) yang merupakan sekolah dasar dengan pengantar bahasa Belanda.

  • Sekolah Rakyat yang merupakan sekolah dasar dengan pengantar bahasa daerah

  • Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) setara dengan sekolah menengah pertama

  • Algemeene Middelbare School (AMS) setara dengan sekolah menengah atas

  • Pendidikan tinggi

Terlihat lebih berkeembang ya, teman-teman? Namun sayangnya, pendidikan ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda dan pribumi bangsawan saja. Selain itu, masih ada ketimpangan lainnya yaitu pendidikan yang hanya untuk laki-laki, serta pembangunan yang tidak merata. Wah, tidak terbayang ya teman-teman kalau sampai sekarang masih menganut sistem yang seperti itu.

Nah, pahlawan-pahlawan pendidikan yang kita kenal saat ini bersusah payah untuk memperjuangkan keadilan pendidikan bagi seluruh rakyat. Tidak heran kalau banyak tokoh pendidikan di era ini seperti Ki Hajar Dewantara, RA Kartini, Dewi Sartika, K. H. Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi.

Pendidikan di Era Pendudukan Jepang

Saat pendudukan Jepang tahun 1942-1945, sistem pendidikan formal yang sudah dibentuk Belanda diganti. Ada tiga poin utama yang diubah pada sistem pendidikan Jepang:

  1. Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi pengantar pendidikan

  2. Pendidikan berdasarkan kelas sosial dihilangkan sehingga semua memperoleh pendidikan yang sama rata

  3. Masa belajar diubah menjadi SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun.

Meskipun pendidikan berdasarkan kelas sosial dihapus, tapi orientasi pendidikan jadi sangat mengacu pada doktrin Jepang dan jumlah sekolah berkurang drastis. Pada tahun ajaran 1940/1941 ketika masih dijajah Belanda, jumlah sekolah dasar ada 17.848. Tapi di akhir penjajahan Jepang yaitu tahun 1944/1945, jumlah sekolah dasar menjadi 15.069. Hal ini karena banyak tenaga pendidik dan pelajar yang dialihkan untuk membantu perang.

Pendidikan di Era Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan, para petinggi negara memutuskan menyusun sistem pendidikan yang murni digunakan untuk mencerdaskan anak bangsa. Pada 1947, tahun 1947, dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang beranggotakan 52 orang. Panitia ini bertugas untuk meninjau masalah pendidikan dan pengajaran dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dari panitia ini, dirumuskanlah kurikulum pendidikan Indonesia yang kemudian terus berkembang sampai pada kurikulum yang saat ini digunakan.

Pendidikan di Masa Kini

Di masa modern saat ini, pendidikan Indonesia sudah mengalami banyak perkembangan. Sekolah dan institusi pendidikan sudah banyak dibangun dan kita bisa dengan mudah memilih institusi pendidikan yang kita mau. Mau belajar matematika, melukis, menyanyi, bahasa Inggris, semuanya bisa kita pelajari sesuai keinginan.

Salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan pendidikan dan meneruskan perjuangan mereka yaitu dengan belajar sungguh-sungguh. Makanya, ayo sama-sama semangat belajar! Kalau belajar di EF, kamu pasti akan selalu semangat karena kamu akan bermain dan belajar bahasa Inggris bersama teman-teman dan guru profesional yang seru dan asyik. Tidak hanya belajar di kelas, ada banyak aktivitas yang bisa kamu lakukan untuk belajar bahasa Inggris.

Penasaran? Ayo bergabung jadi student EF bersama Tom. Ada diskon spesial untuk kamu yang mau lebih jago bahasa Inggris, loh! Yuk daftar dengan nomor handphone milikmu atau orangtuamu.