Bagi kamu yang senang membaca, pasti sudah tidak asing lagi dengan cerita pendek atau cerpen. Ketika kita membaca sebuah kisah yang dituliskan dalam karya sastra ini, selalu ada hikmah dari petualangan seru yang disajikan dalam cerpen.
Begitu pun dengan cerpen yang berjudul Petualangan Mencari Boneka Misterius 1. Apakah kalian sudah penasaran bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk, kita baca bersama-sama 😉
Dapatkan Promo Harga Kursus Terbaik!*
Isi formulir di bawah ini untuk mendapatkan harga Kursus Terbaik bersama EF. Yuk, ikutan sekarang!
Di dalam hutan yang lebat dan gelap, mereka tetap melanjutkan perjalanan sambil melihat ke sekeliling.
Suasana di hutan ini sungguh menakutkan. Banyak sekali pohon-pohon yang terlihat butuh bantuan untuk diselamatkan. Pohon-pohon itu memiliki batang ramping dan dedaunan yang berwarna hitam.
'Ini sungguh aneh,' pikir Clora dalam hati. 'Bahkan aku tidak melihat satu pun hewan di dalam hutan ini.'
Tiba-tiba, terdengar suara perut yang memecahkan suasana yang ada di sana.
“Oh tidak, perutku mulai lapar! Bagaimana kalau kita mencari makan terlebih dahulu?” tanya Tom.
“Di mana kita harus mencari makan? Tidak ada pohon yang berbuah di sini.” jawab Clora.
“Lalu bagaimana? Kita butuh tenaga untuk mencari boneka kelinci itu," ucap Tom.
“Teman-teman, sepertinya aku melihat sesuatu di depan sana,” sahut Fleet sambil menunjuk ke arah utara.
Clora dan Tom pun melihat apa yang Fleet tunjukkan. Terdapat rumah kecil yang mengeluarkan asap dari cerobongnya. Tiba-tiba tercium harum makanan seperti cookies yang sering di buat oleh ibunya Clora.
“Wahhh… Ini harum chocolate cookies! Pasti ada makanan di sana. Aku sungguh tidak sabar lagi ingin memakannya,” ucap Tom dan berlari ke arah rumah itu.
“Tunggu Tom!” Teriak Clora dan Fleet sambil mengejar Tom.
Mereka pun sampai di depan rumah yang mengeluarkan aroma cookies. Rumah itu seperti toko kue yang sering mereka lihat di dunia nyata. Namun, Fleet mencurigai sesuatu di dalam rumah ini. Bagi Fleet tidak mungkin ada yang membeli kue karena hutan ini sangat gelap, sepi, dan sedikit menyeramkan.
“Oke, aku akan masuk duluan,” ujar Tom.
Tom pun masuk ke dalam rumah itu. Terdengar bunyi kring yang menggantung di pintu untuk menandakan ada tamu yang datang. Kemudian, Clora dan Fleet pun menyusul Tom.
“Halo. Saya Rara, penjaga rumah ini. Apakah kalian butuh sesuatu?” tanya seseorang menghampiri mereka.
“Aku ingin makan. Apakah ada makanan di sini, emm.. seperti cookies?” tanya Tom.
“Tentu saja,” Rara pun menepuk tangannya dua kali. Kemudian dari arah belakang mereka, muncul beruang kecil yang mengantarkan sepiring cookies dan menyajikannya kepada Tom, Clora, dan Fleet.
“Terima kasih.” Sahut Clora.
“Apakah kau menjual kue buatanmu, Rara? Kenapa di hutan ini begitu aneh?” Tanya Fleet.
“Dahulu hutan ini sangat berwarna dan ramai. Namun setelah datangnya badai kesedihan, hutan ini menjadi tidak bernyawa. Banyak hewan yang hilang dan tidak kembali sampai saat ini. Hanya aku dan beruang kecil yang masih bertahan,” jawab Rara.
“Oh tidak, apakah boneka kelinciku juga diculik oleh badai kesedihan itu?” tanya Clora.
“Aku melihatnya sedang bertarung melawan badai kesedihan. Tapi, aku tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang,” jawab si beruang kecil.
“Kau bisa bicara?” tanya Fleet pada sang beruang.
“Tentu saja. Semua hewan di hutan ini bisa bicara.”
“Wah, menarik! Berarti boneka kelinci Clora adalah kelinci yang bisa berbicara di hutan ini,” sahut Tom.
“Ayo teman-teman kita cari boneka kelinci!” ujar Clora.
“Bolehkah kami ikut?” tanya Rara.
“Tentu saja!”
Mereka pun pergi ke atas bukit yang merupakan tempat badai kesedihan itu berada. Setibanya di sana, mereka terkejut melihat banyak sekali hewan-hewan yang dikurung dalam penjara akar pohon.
Dung… dung… dung…
Terdengar suara langkah kaki yang begitu besar sampai-sampai seperti ada raksasa yang akan menghampiri mereka.
“Clora, itu adalah boneka kelincimu!” seru Fleet.
“Bagaimana mungkin boneka itu menjadi raksasa?” tanya Clora.
“Sepertinya tubuh kelinci itu sudah diambil alih oleh badai kesedihan,” ucap Rara.
Boneka kelinci Clora tiba-tiba mengambil beruang kecil yang ikut dengan mereka. Kemudian beruang itu dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan hewan-hewan yang lainnya.
“Bear!” teriak Rara.
“Tidak boleh ada hewan tersisa di hutan ini,” seru si badai kesedihan.
“Ini aku Clora. Kenapa kau mengurung semua hewan-hewan ini?” tanya Clora.
“Hutan ini seharusnya sudah tidak bernyawa. Tidak boleh ada yang hidup senang di sini,” jawab badai kesedihan.
“Hei badai kesedihan, kembalikan boneka kelinci Clora!” teriak Tom.
“Kelinci ini sudah berani melawanku. Dia sudah kalah,” jawab badai kesedihan di dalam tubuh boneka kelinci.
“Kenapa kami tidak boleh senang? Bukan kah hidup di dunia ini harus saling menjaga satu sama lain?” tanya Fleet.
“Tidak! Di hutan ini tidak ada yang peduli denganku. Mereka semua hidup masing-masing. Aku hanya badai yang tidak disukai oleh mereka," jawab badai kesedihan sambil menangis.
Clora menghampiri boneka kelinci raksasa itu. Ia mengelus kaki boneka dan memeluknya.
“Kelinciku, kamu adalah kesayangan Clora. Kamu tidak boleh menangis seperti ini. Clora tidak mau melihat kamu bersedih,” sahut Clora.
“Clora, dia bukan boneka kelinci. Dia adalah badai kesedihan!” teriak Tom.
“Siapa pun dia, kalian tidak boleh mengucilkannya. Aku mengerti bagaimana perasaan badai kesedihan. Dia pasti merasa kesepian selama ini. Clora akan selalu menjadi temannya,” ujar Clora.
“Benar sekali. Kami tidak akan pernah mengucilkanmu. Kami selalu ingin bermain bersamamu. Namun, kau tidak pernah menampakkan diri ketika kami sedang menunggu kehadiranmu,” ucap Rara.
“Apa pun yang kau rasakan, belum tentu benar. Kami semua ingin menjadi temanmu,” tambah Clora, mengangguk ke arah Rara.
Badai kesedihan berhenti menangis. Ia melihat Clora yang memeluknya dengan tulus. Badai kesedihan merasakan sesuatu yang selama ini sangat ingin ia rasakan, yaitu sebuah pertemanan.
Badai kesedihan itu pun melepaskan dirinya dari tubuh boneka kelinci Clora dan mengembalikan bentuknya seperti semula.
“Terima kasih badai kesedihan,” ucap Clora dengan tulus.
“Tidak Clora. Harusnya aku yang berterima kasih kepadamu. Terima kasih sudah menyadarkanku. Kini, aku bukanlah lagi badai kesedihan. Aku akan menjadi kesenangan yang akan selalu menghiasi dunia ini,” ucap badai kesedihan, kemudian mengubah dirinya menjadi seorang peri.
Ia pun melepaskan semua hewan dari penjara dan mengembalikan hutan menjadi lebih berwarna. Akhirnya semua makhluk hidup di hutan ini hidup berdampingan dan bahagia selamanya.
------
“Clora, bangun sayang. cookiesnya sudah matang," ucap Ibu Clora sambil membangunkan Clora.
Clora membuka matanya dan mendapati bahwa Ia tertidur di ruang tamu bersama Tom dan Fleet.
“Kenapa aku di sini? Di mana boneka kelinciku?” tanya Clora.
“Itu dia!” seru Fleet sambil menunjuk boneka kelinci dan boneka Rara yang ada di dalam kardus.
Mereka pun terkejut satu sama lain. ‘Apakah semua ini hanya mimpi?’ tanya Clora dalam hati.
Clora, Fleet, dan Tom hanya memandang satu sama lain dengan wajah bingung. Mereka kemudian menatap boneka kelinci Clora yang masih tergeletak di tempat yang sama.
Dan entah mengapa, sang boneka kelinci kini terlihat lebih bahagia.
-Tamat-
Lalu, apakah petualangan Clora, Fleet, dan Tom hanya mimpi? Lalu, bagaimana mereka bisa mengalami mimpi yang sama? Kira-kira, apa tebakan kalian?
Sambil memikirkan jawabannya, kalian bisa ikut bergabung dalam kelas demo GRATIS EF untuk belajar Bahasa Inggris hanya dengan mengisi formulir di halaman ini.
Tertarik ingin mencoba? Daftar sekarang sekarang juga! 😉