Menu
cerita beasiswa luar negeri
Education Advice

Ini 'Petualangan' Pemuda Indonesia yang Dapat Beasiswa di Luar Negeri

Ben Small Stars
Author
Ben
2020.10.28

Sebagai generasi muda Indonesia, tentunya kita semua ingin membanggakan ibu pertiwi dengan meraih prestasi sebanyak-banyaknya, baik di tanah air, atau malahan di negara asing yang sama sekali baru. Apakah kamu ingin menjadi salah satu anak muda yang berprestasi tersebut?

Inggris, Australia, Kanada, atau bahkan Amerika Serikat—mungkin salah satu negara yang disebutkan tersebut menjadi destinasi impian kamu untuk belajar dan meraih ilmu sebanyak-banyaknya dan memajukan Indonesia. Dan… bukan sebuah hal yang mustahil bagi kamu untuk membuat mimpimu menjadi kenyataan!

Kali ini, sesuai dengan jiwa sumpah pemuda yang berjanji untuk memajukan bangsa, EF Blog akan mengajakmu berkenalan dengan pemuda-pemudi Indonesia yang membanggakan negeri dengan berhasil menjejakkan kaki mereka di negeri lain melalui jalur beasiswa.

Apa saja kira-kira pengalaman unik yang mereka temui sebagai anak Indonesia di negeri asing?

Yuk, simak cerita mereka!

Dapatkan Promo Harga Kursus Terbaik!*

Isi formulir di bawah ini untuk mendapatkan harga Kursus Terbaik bersama EF. Yuk, ikutan sekarang!

Incorrect phone number
Daftar Sekarang

Dengan menekan tombol Daftar Sekarang, Anda menyetujui Kebijakan Privasi EF serta bersedia menerima penawaran dari EF.

*Syarat dan Ketentuan Berlaku

Kuntum Melati, Peraih Beasiswa di Britania Raya

Halo! Perkenalkan nama saya Kuntum, saya peraih beasiswa Chevening 2016/2017 dan saya meraih gelar sebagai MSc Environment and Development di University of Edinburgh, Skotlandia.

Selama berada di sana, saya mempunyai satu pengalaman yang menurut saya unik dan berharga. Edinburgh terletak di Skotlandia (utara Inggris—Great Britain), dan otomatis memiliki suhu yang lebih dingin dibanding kota-kota lain di Inggris. Di Edinburgh, cuaca cenderung selalu mendung dan hujan, sehingga ketika matahari muncul, semua orang akan beramai-ramai keluar untuk bertemu dengan sesama dan berwisata. Mungkin bagi kita anak-anak Indonesia, matahari merupakan hal yang biasa saja—namun di sini ternyata matahari adalah sebuah kemewahan!

Berbicara tentang beasiswanya sendiri, dari awal, saya sangat tertarik dengan Chevening sebagai salah satu beasiswa yang paling prestisius dan menawarkan banyak kesempatan pada alumninya. Saya sendiri mempunyai mimpi untuk mendalami dunia lingkungan hidup yang saya nilai memiliki hubungan erat dengan masyarakat, terutama di Indonesia. Chevening menjadi jawaban untuk mimpi tersebut karena saya tidak hanya belajar di negara tujuan—namun juga mendapatkan jaringan yang luas dan mendapatkan teman-teman dari berbagai macam negara.

Untuk mencapai hal tersebut, patut diingat bahwa kemampuan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, merupakan sebuah kunci yang sangat penting—dan saya tetap mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa utama saya. Dari awal mendaftar, kita sudah diharuskan untuk melampirkan esai berbahasa Inggris sebagai syaratnya. Demikian pula ketika kita memasuki sesi wawancara, penting untuk berlatih presentasi dan bagaimana kita memaparkan apa yang kita tulis sehingga dapat dimengerti oleh pihak lain.

kastil edinburgh inggris raya

"Menurut saya yang paling penting ketika menempuh studi adalah kemampuan menguasai bahasa. Hal tersebut dapat membantu kita untuk bertukar pikiran dan berargumen dengan sesama teman-teman di tempat kuliah, dan ini yang menjadi kunci utama untuk kesuksesan belajar kita nantinya."

Untuk teman-teman yang bercita-cita untuk mendapatkan beasiswa atau kuliah di luar negeri, pesan saya adalah untuk tidak pernah berhenti mencoba! Banyak sekali peluang yang bisa kita temukan di zaman sekarang, dan pelajarilah beasiswa yang paling cocok untukmu serta bidang studi yang menjadi keinginanmu.

Kabar bagus lainnya adalah, ketika kamu kuliah di luar negeri, kamu akan bertemu dengan orang-orang dengan beragam latar belakang yang berasal dari berbagai macam belahan dunia. Kesempatan ini akan memperkaya wawasan kamu juga akan memperlancar kemampuan bahasa Inggris atau bahasa kedua-mu.

Gunakan waktu dan kesempatan yang ada untuk mengasah kemampuan kamu sehingga nanti ketika kuliah di luar negeri, kamu bisa lebih mengekspresikan diri kamu dan menimba manfaat sebaik-baiknya sebagai pemuda Indonesia yang mencari pendidikan di luar negeri.

Semoga sukses!

Cynthia Maharani, Peraih Beasiswa di Amerika Serikat

peraih beasiswa di amerika serikat

Halo, nama saya Cynthia Maharani, saya sekarang bekerja sebagai peneliti iklim di World Resources Institute (WRI) Indonesia—sebuah lembaga think tank dan do tank untuk pengelolaan sumber daya dunia. Saya adalah penerima beasiswa Fulbright untuk program Master pada tahun 2008. Beasiswa ini membiayai S2 saya di Oregon State University pada bidang kebijakan publik.

Banyak sekali pengalaman unik yang saya temui selama berkuliah di sana. Saya merasa, kuliah di luar negeri itu tidak hanya ‘sekedar’ mendapatkan gelar—namun juga dapat menjadi sebuah perjalanan untuk menemukan diri sendiri.

Ketika kuliah di Amerika, saat itu sebenarnya adalah kali pertama saya pergi ke luar negeri dan tinggal dalam jangka waktu lama. Saya bertemu dengan teman-teman baru dari negara-negara lain yang sama-sama tergabung dalam Intercultural Program OSU.

Banyak cerita yang saya ingat dari program ini. Di Intercultural Program, kami harus melakukan presentasi tentang budaya negara asal ke sekolah-sekolah di sekitar kampus. Pernah suatu kali, saya diundang untuk mengajar kelas humaniora mengenai alat musik tradisional dari Indonesia. Di kelas ini, saya membawa angklung dan mengajak mahasiswa untuk bersama-sama memainkan angklung tersebut.

Di kesempatan tersebut pula, profesor yang sedang mengajar mengundang saya lagi untuk memberikan kelas mengenai folklore atau cerita rakyat Indonesia termasuk cerita-cerita hantu untuk menyambut Halloween. Sebagai anak muda Indonesia, saya merasa bangga dapat mewakilkan negara saya di sana dan memperkenalkan budaya-budaya unik yang Indonesia miliki!

Selain pengalaman tersebut, mungkin hal yang ingin saya ceritakan adalah mengenai beasiswa Fullbright sendiri. Kualifikasi untuk mendapatkan beasiswa ini sangat tinggi. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu, dan salah satunya adalah nilai TOEFL.

Beasiswa Fulbright mensyaratkan kita untuk memiliki skor TOEFL minimal 550. Selain TOEFL, kandidat yang lolos juga harus mengikuti test Graduate Records Examinations yang memerlukan kita memahami kosakata bahasa Inggris. GRE test ini akan menentukan apakan universitas yang kita tuju akan menerima kita atau tidak. Semakin tinggi ranking universitas yang kita lamar, maka semakin tinggi TOEFL dan GRE skor yang diperlukan.

Kemampuan berbahasa Inggris sebagai bahasa kedua adalah hal yang sangat penting untuk menunjang studi di luar negeri. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga untuk saya (setelah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa). Bisa dibayangkan, betapa sulitnya bagi saya untuk memproses kalimat dalam bahasa inggris ke bahasa Indonesia untuk bisa dipahami dengan jelas, begitu juga sebaliknya. Namun dengan latihan terus menerus, tantangan ini akhirnya dapat saya lalui.

Sebenarnya tantangan yang lebih berat adalah menulis.

kota oregon amerika serikat

"Kemampuan menulis dalam bahasa Inggris tidak hanya melulu merujuk pada grammar yang tepat—walau grammar tetap menjadi unsur utama yang sangat penting—dan kosakata yang banyak. Kemampuan menulis dalam bahasa Inggris menuntut kita untuk mampu menyampaikan masalah secara langsung (direct) dan mencari pemecahannya."

Selain itu, kita juga dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan terus-menerus menanyakan ‘so what?’ dan ‘why is this important to others?’

Pesan saya bagi generasi muda yang ingin berprestasi di luar negeri, cobalah untuk aktif dalam kegiatan organisasi dan juga menekuni hobi kalian. Dalam hal bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, jangan hanya membatasi diri untuk bisa menulis dengan grammar yang tepat atau kosakata yang beragam. Kita juga juga melatih kemampuan kita untuk mendengar dan banyak membaca buku (baik jurnal ilmiah atau lainnya), belajar berpikir kritis serta berlatih menyampaikan pendapat atas suatu masalah.

Semangat terus menggapai mimpi kalian!

Setelah membaca cerita para pemuda-pemudi Indonesia di atas, apa pelajaran yang dapat kamu ambil?

Sama seperti para anak muda Indonesia di atas yang telah berhasil memperoleh prestasi di luar negeri, kita tetap harus mempertahankan jiwa nasionalisme kita dengan membawa nama bangsa dengan mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kita serta mempelajari bahasa asing—seperti bahasa Inggris—sebagai bahasa kedua sebagai sarana pengenalan budaya Indonesia di mata dunia.

Hal ini selaras dengan isi teks sumpah pemuda yang menyatakan bahwa putra-putri Indonesia berbangsa satu, yakni bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda Indonesia, kita harus tetap mempertahankan semangat kita untuk terus mengharumkan nama bangsa.

Yuk, terus menoreh prestasi dengan terus belajar dan menerapkan semangat pantang menyerah!

Salam sumpah pemuda!

Ben Small Stars
Author
Ben