Perjuangan Alya dan Dennis akhirnya ter bayarkan setelah lolos di tingkat regional pada Spelling Bee Stories Part 3.
Satu tahun kursus bahasa Inggris di EF bukan hanya mengantarkan mereka pada kemenangan saja, tapi membuat mereka paham akan esensi dari sebuah kompetisi dan semangat untuk memperjuangkan mimpi. Cerita pendek di bawah ini akan membawamu pada pengalaman Alya dan Dennis dari saat mereka anak-anak hingga menginjak usia remaja.
Dapatkan Promo Harga Kursus Terbaik!*
Isi formulir di bawah ini untuk mendapatkan harga Kursus Terbaik bersama EF. Yuk, ikutan sekarang!
Ya, keduanya memiliki mimpi agar mereka mahir berbahasa Inggris untuk menunjang masa depan. Oleh karena itu, Dennis adan Alya mencoba untuk membuktikan kemampuannya dengan mengikuti kompetisi Spelling Bee tingkat Nasional hingga akhirnya lolos ke babak final.
Akankah mereka berdua berhasil menjadi bintang di kompetisi Spelling Bee tingkat Nasional? Yuk simak lanjutan ceritanya di bawah ini!
Hari ini Dennis sudah berada di depan gedung. Baru menginjakkan kaki di pintu masuknya saja sudah membuat hati Dennis berdetak tak karuan. Ia tidak menyangka bahwa akan banyak sekali peserta yang lolos di tingkat Nasional ini.
Langkah demi langkah, Dennis pun masuk ke dalam dan berusaha untuk menampilkan wajah yang percaya diri. Parasnya menggariskan sebuah senyum. Ia sudah bersiap selama lebih dari satu tahun hanya untuk kompetisi Spelling Bee. Oleh karena itu, kompetisi tahun ini adalah peluang yang sangat besar dan tidak boleh untuk dilewatkannya.
“Dennis!” Panggil seseorang dari kejauhan. Dennis pun menyipitkan matanya, Ia mencari sumber suara di antara banyaknya orang di dalam gedung.
“Kau cari siapa? Aku sudah di sini,” tepuk seseorang ke bahu Dennis dan membuatnya terkejut.
“Dio! Bagaimana kita bisa bertemu di sini?” seru Dennis. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan teman lamanya di kompetisi ini.
Dennis dan Dio sebelumnya pernah bertemu di kompetisi bahasa Inggris lainnya. Mereka berdua adalah perwakilan sekolahnya masing-masing untuk meraih juara kala itu. Sayangnya, Dio tidak berhasil lolos karena Dennis berhasil memenangkannya.
“Wah kebetulan banget kita bisa bertemu lagi ya! Karena ya memang ini tingkat Nasional dan banyak banget peserta yang hadir di sini. Oh iya, kamu sudah mempersiapkan apa saja untuk kompetisi?” tanya Dio.
“Aku belajar bahasa Inggris dengan guru yang profesional di EF, dan gurunya pun sangat mendukungku untuk mengikuti kompetisi ini sehingga kami berlatih secara rutin,” tutur Dennis. Dio pun mengangguk penuh antusias.
“Benar sekali! Guruku di EF juga mengajariku agar aku bisa memenangkan kompetisi ini,” ungkap Dio.
‘Kali ini, aku harus mengalahkan Dennis!’ batin Dio.
MC mengumumkan bahwa kompetisi akan segera dimulai. Kompetisi pun secara resmi dibuka dan semua peserta diarahkan duduk di tempatnya masing-masing untuk babak penyisihan pertama.
Di babak ini, para peserta diwajibkan menulis ejaan yang benar dari kata-kata yang diucapkan oleh sang pembawa acara.
Akhirnya presenter pun selesai menyebutkan kata, dan Dennis berhasil mengeja semua kata dengan tepat. Bagaimana Ia bisa tahu bahwa ejaannya tepat? Tentu yang Dennis lakukan sebelum menyerahkan lembar jawabannya adalah dengan mengoreksi benar-benar apa yang ditulis dan berdoa dalam hati agar tidak ada kekeliruan dalam pengisiannya.
Waktu berjalan dengan begitu cepat. Kini Dennis berhasil lolos di babak penyisihan dan harus menghadapi tantangan selanjutnya di semi final, yaitu tes verbal. Ini adalah babak yang paling seru baginya karena Ia akan naik di atas ke atas panggung layaknya seorang bintang.
“Dennis!” terdengar suara seseorang yang tidak asing di telinganya. Ya, itu Alya!
“Hey, apakah Alya juga lolos di babak semi final?” tanya Dennis.
“Yes, I can’t wait to beat you!” seru Alya.
“Hwaa, I am not scared of you!” lirih Dennis.
“Hahaha, mari kita suportif. Siapa pun yang menang, dia harus mentraktir. Bagaimana?” usul Alya.
“Boleh juga,” kilah Dennis.
Setelah berbincang lama dengan Alya, kini mereka sudah di posisi masing-masing untuk tes mengeja secara verbal.
Tiba saatnya Dennis dipanggil untuk naik ke atas panggung. Ia mengambil nomor undian untuk mendapatkan soal ejaan dari juri. Sambil berdoa, akhirnya Ia mendapatkan nomor lima.
“Spell this. Cabbage,” ucap juri yang berada di hadapannya.
Dalam hati Dennis, Ia senang sekali mendapatkan soal yang begitu mudah!
“Cabbage. C-a-b-b-a-g-e,” tutur Dennis sambil mendapat banyak tepuk tangan dari yang mendengarnya.
Sampai pada soal berikutnya, Dennis berhasil mengeja setiap kata dengan benar. Hal ini membuat semangat Dennis semakin membara dan percaya diri bahwa dirinya akan lolos ke babak final.
Alya, Dio, dan peserta lainnya pun melakukan hal yang sama seperti Dennis. Mereka menyebut dan mengeja kata yang diucapkan oleh juri. Hingga akhirnya MC mengumumkan pemenang bahwa Dennis berhasil lolos ke babak final. Begitu pun dengan Alya dan Dio.
Sama seperti babak sebelumnya, di babak final semua peserta yang lolos harus melakukan tes mengeja kata secara verbal. Kali ini pertarungan semakin sengit dan setiap peserta telah berupaya untuk mengeja kata dengan tepat hingga juri pun memutuskan untuk melakukan tie break.
“Karena semua peserta telah menjawab soal dengan baik, kita putuskan untuk melakukan tie break. Di babak ini kalian harus mengeja kata terbanyak dalam waktu dua menit. Apakah sudah siap?” tanya sang MC.
“Siap!” jawab semua peserta.
Dennis menghela nafasnya panjang. Ia tidak boleh goyah. Batinnya Dennis pun bergulat, apakah dia harus mengeluarkan rumus tercepat yang pernah dipelajari saat kursus di EF? Sebelum menjawab pertanyaan ini pun Ia tertawa sendiri dalam hatinya. Mana mungkin ada rumus seperti itu? Ini semua akan berjalan lancar karena dia sudah berlatih dengan guru yang handal ketika kursus!
“Alya, spell this. Convince,” ucap sang juri.
“Convince. C-o-n-v-i-n-c-e,” beber Alya.
“Your answer is... correct!”
“Next. Paradigm,”
“Paradigm. P-a-r-a-d-i-g-m,”
Hingga soal kelima, Alya berhasil menyebutnya dengan tepat dan cepat. Seluruh peserta di babak final juga telah melakukan hal yang sama. Juri pun terus melakukan tie break hingga mendapatkan pemenang dalam kompetisi Spelling Bee tahun ini.
“Dennis, spell this. Peculiar,”
“Peculiar. P-e-c-u-l-i-a-r,”
“Your answer is... correct! Next word, spell this: lamenting,”
“Lamenting. L-a-m-e-n-t-i-n-g,”
“Your answer is... correct! Next, Objective,”
“Objective. O-b-j-e-c-t-i-v-e,”
Sampai soal kelima, Dennis tetap mengeja setiap kata dengan benar. Namun sayangnya peserta lain termasuk Dio hanya bisa mengeja beberapa kata saja. Kali ini lawan Dennis hanya Alya.
“Alya, spell this. Gullible,”
“Gullible. G-u-l-i-b-l-e,”
Dennis terkejut. Antara senang atau tidak, karena Alya hampir mengeja kata dengan sempurna.
Sayangnya, satu huruf 'l' yang hilang dari jawaban Alya tersebut, otomatis mengukuhkan kedudukan Dennis sebagai pemenang.
Ia menjadi pemenang dari Spelling Bee Competition tahun ini! Dennis senang bukan kepalang.
“Baik, jadi kita sudah menemukan juaranya. Juara tiga kompetisi Spelling Bee Grup C adalah Dio, disusul juara 2 Alya, dan bintang kita pada kompetisi Spelling Bee Grup C ialah…. Dennis. Yuk kita kasih selamat kepada mereka!” ungkap sang MC.
Dennis mendapatkan banyak pujian. Banyak sekali yang memberinya selamat dan semangat untuk terus belajar bahasa Inggris.
Dennis memandangi Alya yang juga senang dengan pencapaiannya sebagai juara 2.
“Hai Dennis. Selamat ya!” sambut Alya.
“Terima kasih Alya. Kamu sudah melakukan yang terbaik,” sahut Dennis sambil tersenyum.
“Meskipun kita sempat berlomba dalam kompetisi ini, kita tetap teman kan? Apakah kamu akan ikut di kompetisi selanjutnya?” tanya Alya.
“Tentu saja Alya! Mungkin nanti kita harus belajar bersama. Hubungi aku selalu ya Alya,” seru Dennis sambil menjulurkan jari kelingkingnya ke depan.
Mereka berdua pun menyatukan kelingkingnya. Meskipun mereka terhalang oleh jarak, keduanya akan tetap berkomunikasi hingga bertemu kembali di kompetisi Spelling Bee selanjutnya.
Dennis tidak sabar sampai tahun depan. Pasti, dirinya, Alya, dan Dio akan kembali bertemu di babak final!
Bersambung …
Selamat Dennis! Akhirnya perjuangan Dennis dan Alya pun berbuah hasil. Dennis merasa senang karena Ia bisa membawa piala ke rumah dan akan terus meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya dengan guru profesional di EF.
Apakah kamu juga ingin mengikuti jejak Dennis? Segera daftarkan diri kamu pada formulir kelas demo GRATIS di halaman ini, dan raih promonya sekarang juga!
Kamu juga bisa mengikuti kompetisi Spelling Bee yang diadakan oleh sekolah EF terdekatmu! Bagaimana caranya? Yuk, kunjungi halaman Spelling Bee untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Selamat berlatih!